Peradaban Barat Merusak Negeri Muslim

Pengaruh Peradaban Barat dalam Perkembangan Masyarakat di Negeri Islam Dewasa Ini**

Disiapkan oleh : Abu Fathiya*

Realitas Peradaban Barat dan Peradaban di Negeri Islam

Peradaban (hadlarah) merupakan kumpulan pemahaman tentang kehidupan. Dalam konteks peradaban barat, mereka menjadikan dasar peradabannya berdiri atas konsep pemisahan agama dari kehidupan dan mereka mengingkari peran agama dalam kehidupan, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun kehidupan bernegara. Istilah lain untuk menyebutkan paham ini adalah sekulerisme.

Paham sekuler (sekulerisme) ini telah menginfiltrasi/merasuki puluhan bahkan ratusan Negara di dunia ini. Tidak hanya Negara-negara di benua Amerika dan eropa, tetapi juga sudah dianut oleh Negara-negara di Asia, Afrika dan Australia. Walaupun disebut sebagai peradaban barat, tidak berarti hanya Negara-negara di dunia barat saja yang menerapkan paham sekuler, tetapi negera yang notabene mayoritas muslim juga menganut paham sekuler. Sebut saja : Republik Turki, India, Thailand, dan juga Indonesia.

Negara-negara yang didasari paham sekuler ini menjadikan segenap sendi-sendi kehidupan beserta peraturan-peraturannya menjadi bentuk sekuler, artinya, baik dari segi kehidupan masyarakatnya, maupun system pemerintahannya mengesampingkan hokum dan peraturan Agama, dalam hal ini aturan Islam.

Jika saat ini di Amerika berlaku aturan ekonomi dengan menggunakan system bunga (riba), seperti : Bank, Asuransi, Bursa Saham, Reksa Dana; maka di negeri Islam juga berlaku prinsip ekonomi yang sama.

Jika saat ini di Amerika dan Inggris berlaku sikap hidup masyarakat yang sangat bebas dan permisif, seperti : sex bebas, aborsi bebas, narkoba. Maka di negeri Islam, hal ini juga berlaku.

Jika di Amerika dan Negara-negara Barat diterapkan system demokrasi, dengan bentuk pemerintahan Repubklik, ataupun parlementer, maka di negeri-negeri Islam system yang sama juga berlaku. Bahkan cara pemilihan anggota dewan dan kepala Negara juga sama, yakni dengan mekanisme demokrasi.

Seluruh konsep peradaban Barat, saat ini betul-betul telah diadopsi oleh negeri-negeri Islam. Baik dari segi system ekonomi, pemerintahan, politik, kehidupan bermasyarakat, maupun pendidikan.

Proses Terbentuknya Peradaban

Peradaban (hadlarah) pada dasarnya merupakan kumpulan dari sekumpulan pemahaman tentang kehidupan. Kehidupan ini dapat dimaknai dengan tujuan hidup. Dalam perspektif barat, hidup adalah mendapatkan manfaat semata. Adapun kebahagian mereka artikan sebagai usaha untuk mendapatkan sebanyak mungkin kenikmatan jasmani, serta tersedianya seluruh sarana kenikmatan tersebut. Oleh karena itu, dalam peradaban Barat, tidak dikenal adanya pembatasan halal dan haram seperti dalam sistem Islam. Karena yang menjadi batasan bagi mereka hanyalah manfaat semata.

Maka di Barat berlakulah sistem demokrasi. Sistem demokrasi ini pada intinya lahir dari keinginan sekelompok masyarakat yang hendak menjadikan golongannya berkuasa, tetapi menjustifikasi tindakanya dengan mengatasnamakan masyarakat. Sebab, dengan memberikan justifikasi tersebut, masyarakat tersebut akan memberikan dukungannya kepada mereka. Dalam hal ini, masyarakat sebagai objek dari kebijakan pemerintah hanyalah mengharapkan adanya pemerintahan yang amanah dan peduli pada kesejahteraan masyarakat. Jika berada dalam sistem demokrasi, mau tidak mau masyarakat akan dipaksa untuk memberikan pilihannya. Walaupun ianya tidak mengenal dan tidak begitu yakin pada pilihannya, hanya saja mereka berharap akan terjadi perubahan. Dengan kata lain, sistem demokrasi hanya menjadi kedok bagi segolongan pihak yang berkepentingan untuk meraih kekuasaan dan menipu masyarakat dengan janji palsunya.

Selain itu, di dalam sistem demokrasi juga berlaku paham kebebasan, diantaranya kebebasan kepemilikan, kebebasan berperilaku, kebebasan beragama dan kebebasan berpendapat. Tanpa ditetapkannya 4 macam kebebasan tersebut,sistem demokrasi tidak akan berjalan.

Kembali pada konsep kehidupan. Sistem dekomokrasi tidak begitu saja muncul, dan dianut oleh masyarakat barat dan negeri Islam sekarang ini. Tetapi, hal ini sangat berkaitan dengan paham sekuler. Dengan membuat pemisahan agama dari kehidupan, sama artinya meniadakan peran agama, dan dijadikanlah peranan akal semata untuk mengatur kehidupan. Dan para penganut paham sekuler, menjadikan akalnya hanya untuk mendapatkan kepuasaan / manfaat semata dari sistem yang mereka bangun. Kepuasan disini adalah kepuasan jasmani / materi.

Kegiatan Amerika di Irak misalnya, tidak terlepas dari ketamakan Bush untuk menguasai sumber minyak di negeri Saddam tersebut. Amerika sama sekali tidak mengindahkan peraturan tentang pembunuhan, ataupun perjanjian internasional lainnya. Kenapa? Karena Bush ingin mendapatkan kepuasan/manfaat dari ladang minyak di Irak untuk menambah pasokan cadangan minyak di negerinya. Hal ini juga dikarenakan negara yang memiliki cadangan energi yang banyak pasti akan dapat mengatur dunia.

Tidak peduli aturan itu sudah dibuat dan disepakati bersama oleh berbagai negara, tetap saja bagi barat, tindakannya haruslah memberikan manfaat yang besar bagi dirinya maupun negaranya.

Hegemoni dan Peradaban

Setiap negara yang maju, ingin terus mempertahankan eksistensinya di dunia. Jalan satu-satunya adalah menciptakan hegemoni (pengaruh kekuasaan) atas negara-negara lain, baik negara saingannya maupun negara yang bukan saingannya.

Adapun pertarungan hegemoni tersebut juga merupakan pertarungan peradaban. Pada saat perang dingin misalnya, Amerika dan Uni Sovyet berlomba-lomba untuk mempengaruhi negara di dunia ketiga untuk berada pada barisannya (baca: pengikutnya). Dengan demikian mereka akan mendapatkan dukungan, baik secara politik maupun ekonomi. Secara ekonomi dapat dijelaskan sbb: Negara-negara maju tentunya membutuhkan biaya yang besar untuk memenangkan pertarungan. Dengan adanya hubungan ekonomi yang baik, mereka dapat menjadikan negara lain sebagai pasar bagi produk-produknya, dan mereka juga dapat memanfaatkan potensi sumberdaya alam yang ada dinegara tsb. Dengan adanya dukungan kerjasama ekonomi seperti ini, membuat negara seperti Amerika memiliki amunisi yang cukup untuk menghadapi para pesaingnya.

Runtuhnya Peradaban Islam

Sejak Khilafah turki Ustmani runtuh pada tahun 1924, umat Islam di seluruh dunia kehilangan pelindungnya, kehilangan tali yang mengikatnya yang menyatukannya, sehingga pada saat itu, negeri-negeri seperti Palestina, Turki, Kashmir, sebagian Asia tenggara, dan negeri Islam lainnya menjadi terpecah belah bahkan hingga kini menjadi lebih dari 50 negara kecil termasuk Indonesia.

Peradaban Islam yang ditanamkan di negeri-negeri Islam tersebut sudah semakin tidak dapat dipertahankan lagi, mengingat proses pelunturan peradaban Islam sudah dimulai sejak abad XVII Masehi. Perang peradaban yang berlangsung ratusan tahun yang lalu akhirnya membuat umat Islam tidak siap menghadapi keruntuhan Khilafah Turki. Akibatnya mereka tidak dapat dengan segera bekerjasama untuk membangkitkan khilafah yang diruntuhkan oleh barat. Kesadaran mereka melemah, dan akhirnya, kondisi tersebut membuat mereka larut dalam keadaan. Sehingga ketika pengaruh barat masuk ke negerinya, mereka tidak menyadari, bahkan menerima dengan senang hati. Seperti yang dialami Arab Saudi dan Mesir.

Tidak dapat dipungkiri, peradaban barat berhasil masuk ke negeri Islam, baik secara perlahan-lahan/halus maupun secara terang-terangan.

Masuknya Peradaban Barat dalam Negeri Islam

Pada saat kesadaran umat Islam lemah, barat datang dengan berbagai bentuk penjajahan. Negara-negara Barat kemudian berlomba-lomba untuk menguasai negeri-negeri Islam yang mengadung sumber kekayaan alam yang berlimpah. Ada yang menawarkan bantuan ekonomi, bantuan SDM tenaga ahli, ataupun mereka (barat) mendudukkan boneka-bonekanya menjadi penguasa di negeri tersebut. Sehingga, sedikit demi sedikit kepercayaan masyarakat di negeri tsb beralih kepada barat. Di sisi lain, ada yang masih menggunakan kekerasan fisik, seperti di Indonesia. Tapi dengan canggihnya mereka mensetting kemerdekaan negeri-negeri Islam yang terjajah, kemudian menguasainya.

Setelah mereka menguasai negeri-negeri Islam tersebut, hal yang pertama sekali mereka lakukan adalah membentuk pemerintahan boneka, dan selanjutnya mereka menetapkan sistem / hukum yang berlaku di negeri tersebut. Selanjutnya mereka memberikan bantuan ekonomi, dukungan politik dan bantuan SDM tenaga ahli, beragam bantuan yang mereka berikan sesungguhnya akan menjadi hutang bagi negara yang mereka bantu, yang pada akhirnya akan membuat negera tadi akan terikat.

Pada saat negeri-negeri Islam mulai terikat dan bergantung pada barat, mereka dengan mudah akan menerima usulan barat dalam menetapkan garis besar pemerintahannya. SDM-SDM yang dikirim barat, sesungguhnya merupakan mata-mata sekaligus kaki tangan penghasut. SDM di bidang ekonomi akan menghasut pemerintah untuk menerapkan kebijakan kapitalis, sedangkan SDM di bidang teknik sipil dan energi akan menghasut agar proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan pengelolaan SDA diserahkan kepada barat untuk menjalankannya. Walhasil, dana pinjaman untuk membangun negara akan kembali kepada si pemberi pinjaman, dan si peminjam akan tetap memiliki hutang.

Pada saat negara ini terjepit dengan hutang, dan sudah semakin bergantung pada negara barat. Maka, pada saat yang sama, pengaruh budaya barat akhirnya masuk dan perlahan-lahan menggerogoti benak kaum muslimin yang tinggal di negara tsb.

Masuknya Peradaban Barat di Indonesia

Indonesia misalnya, kemerdekaan yang diperoleh Indonesia, sesungguhnya bukan diperoleh begitu saja. Pada saat itu, Perang Dunia ke-II baru berakhir, dengan kekalahan berada di pihak Jepang dkk. Pasukan sekutu yang di danai Amerika dan diboncengi kepentingan belanda ternyata tidak hanya melucuti pasukan jepang, tetapi juga melakukan upaya penaklukan kembali Indonesia. Hal ini bukannya tidak disadari oleh Amerika, ataupun Inggris. Sebab, pasukan Belanda dan pasukan Inggris merupakan satu kesatuan, sehingga mustahil rencana belanda untuk melakukan agresi militer tidak diketahui.

Walaupun akhirnya Indonesia merdeka, tetapi agresi militer ke-II kembali datang dan mengakibatkan perlawanan rakyat kembali bangkit. Pemerintah Indonesia semakin terancam, dan akhirnya berkat dukungan PBB, akhirnya Belanda angkat kaki dari nusantara.

Sesungguhnya adanya dukungan PBB pada saat itu, merupakan awal adanya kerjasama Indonesia dengan negara adidaya (Amerika dan Uni Sovyet). Pada saat itu, perang dingin baru dimulai, sehingga Amerika dan Uni Sovyet berlomba-lomba melebarkan sayap hegemoninya di negara yang baru merdeka. Bung Karno sebagai Presiden I indonesia ternyata lebih berat dalam mendukung Uni sovyet (negara Komunis), terbukti dengan diperbolehkannya partai komunis masuk dalam parlemen. Pada saat itu, Peradaban komunis mulai masuk secara perlahan, sebagian masyarakat level menengah ke bawah menjadi sasaran pengkaderan partai komunis, sperti buruh dan petani. Paham ini dibiarkan hidup, karena kebijakan pemerintah yang membolehkannya.

Pada saat itu, amerika tidak tinggal diam, sedikit demi sedikit mereka menambah pengaruhnya. Bantuan dana untuk pembangunan proyek infrastruktur terus menerus dialirkan, seperti proyek pembangunan jaringan Instalasi listrik sepanjang pulau Jawa. Proyek tersebut akhirnya dikerjakan oleh kontraktor asing yang notabene berasal dari Amerika. Selain itu, proyek-proyek migas dan sumber daya alam lainnya juga mulai digarap. Secara wajar, mereka menawarkan tenaga ahli mereka untuk membangun dan mengelola ladang minyak dan sumber kekayaan alam lain. Dan akhirnya apa yang dihasilkan tenaga ahli tersebut justru lebih menguntungkan negaranya ketimbang Indonesia.

Setelah memasuki era orde baru, pemerintah Indonesia semakin bergantung pada Amerika. Pada saat yang bersamaan dengan jatuhnya Uni Sovyet, di Indonesia, mulai berdiri stasiun terlevisi swasta nasional. Pada saat itu pula, kontrak-kontrak eksploitasi SDA di Indonesia diperpanjang, dan pemerintah kita pun semakin banyak meminta pinjaman (berhutang) pada barat. Bahkan hingga saat ini.

Berdirinya stasiun televisi swasta, sebenarnya tidak terlepas dari keinginan industri perfilman dan industri hiburan yang ada di Amerika untuk memperluas pangsa pasar ekonomi nya. Hal ini, sangat jelas dapat dilihat pada jenis siaran dan mutu siaran televisi yang lebih banyak memutar fil-film dari barat. Baik film kartun maupun film dewasa. Hiburan-hiburan yang disajikan pun selalu bertentangan dengan nilai-nilai Islam. Dengan modal besar, mereka menyuntik industri hiburan kita dengan berbagai program acara yang bertentangan dengan agama, budaya lokal dan adat istiadat setempat. Seperti film-film yang mengajarkan pergaulan bebas, kekerasan, pembunuhan dan karakter-karakter yang merusak lainnya. Tanpa disadari, film-film tersebut kemudian menciptakan kondisi yang semakin rusak, sehingga menjadi bahaya laten (tersembunyi) yang pada akhirnya, sekarang kita dapat melihat, budaya sex bebas ternyata tumbuh subur di negeri kita, pelacuran menjadi komoditas yang layak dipertahankan karena diminati oleh masyarakat sendiri, narkoba semakin sulit diberantas, walaupun proyek-proyek penanggulangan narkoba semakin gencar. Bahkan kerusakan ini sudah menjalar dan merasuki kehidupan rumah tangga. Budaya kawin-cerai semakin marak terjadi, perselingkuhan semakin banyak, dan pelaku incest juga terjadi dimana-mana, tidak hanya di kota bahkan di pedesaan juga terjadi.

Dengan masuknya industri hiburan ala barat ke Indonesia, baik industri perfilman, industri periklanan, yang pada intinya- bertujuan menjual produk barat, ternyata semakin memperparah akhlaq dan kepribadian masyarakat.

Saat ini pun, ketika masyarakat dihadapkan pada pilihan siaran acara adat dengan acara film / sinetron, maka hampir 100% masyarakat akan memilih menonton film. Sehingga stasiun televisi terus menambah jadwal tayangan program yang mengambil dari kebudayaan barat atau minimal kebarat-baratan.

Solusi

Peradaban harus dilawan dengan peradaban. Namun memunculkan peradaban Islam di tengah peradaban barat yang kapitalistik - sekuleristik cukup sulit, mengingat budaya barat sudah mengepung kita.

Satu-satunya cara adalah dengan melakukan proses perubahan yang mendasar di masyarakat. Perubahan tersebut harus diawali dari adanya kesadaran yang tinggi pada Islam, pada rusaknya realita yang ada. Sehingga memahami apa yang seharusnya dilakukan. Harus ada upaya untuk mengembalikan kesadaran Islam secara kolektif di tengah-tengah masyarakat. Artinya, kesadaran Islam harus terus menerus ditularkan kepada masyarakat kita yang saat ini sedang sakit parah.

Hal yang wajib harus dilakukan adalah :

  1. Terus menerus meningkatkan kader dakwah, baik dari kualitas maupun kuantitas.
  2. Membentuk kebiasaan Islami dalam kehidupan sehari-hari dan harus menjadi teladan di tengah masyarakat.
  3. Melakukan perang pemikiran, mengcounter ide-ide sesat yang menyerang pemikiran masyarakat. Terus menerus menyuntikkan ide-ide Islam sehingga masyarakat bisa menjadi lebih sadar.
  4. Mengorganisir kader untuk terus menerus membumi dalam masyarakat, sehingga dapat menjadi qiyadah di tengah-tengah masyarakat, yang selanjutnya dapat mengarahkan masyarakat untuk menjadi para pembela Islam.
  5. Saling bekerjasama dengan berbagai pihak untuk dapat merealisasikan tujuan yaitu mengembalikan kehidupan Islam di masyarakat.

Dan kalo masyarakat sudah semakin sadar, maka pergerakan masyarakat inilah yang akan mengubah keadaan. Negara harus dirubah, ganti sistem dan terapkan kembali sistem Islam pada negara dan masyarakat.

Betapapun kesulitan yang harus dihadapi dalam memperjuangkan Islam, harus ditempuh, untuk mencapai kemuliaan di sisi Allah Swt. Salinglah membantu, saing mengokokohkan, untuk tetap istiqomah di jalan-Nya.

Wallahu’alam bi ashshowab.

Februari 2007

email : abufathiyakarim@yahoo.co.id; dims_stk36@yahoo.com



** Tulisan disampaikan pada pertemuan bulanan di Medan

* Penulis adalah Syabab Hizbut Tahrir Indonesia, berdomisili di Medan dan Banda Aceh

Comments

Popular posts from this blog

HENTIKAN IMPOR BERAS !!

Kapitalisme GAGAL dalam mengentaskan kemiskinan

My Family